Minggu, 03 April 2011

Ndalem Condrokiranan


Sebelum bernama ndalem Condrokiranan, ndalem ini sempat dinamai ndalem Wijilan. Semula ndalem ini ditinggali oleh Adipati Kanjeng Gusti Pangeran Aryo Mataram yang kemudian diangkat menjadi Sri Sultan Hamengku Buwono III. Menggantikan beliau, ndalem menjadi milik Gusti Pangeran Wijil yang kemudian diteruskan oleh putranya yang bernama KRT Wijil, sehingga ndalem ini dikenal sebagai Ndalem Wijilan. Selanjutnya ndalem diberikan kepada BPH Joyowinoto sebelum kemudian dijual kepada pemilik terakhir, GKR Condrokirono, istri KPH Danurejo VIII, Patih Yogyakarta terakhir. Karenanya hingga kini, ndalem ini dikenal dengan sebutan Ndalem Condrokiranan. Sekarang ini, Ndalem Condrokiranan atas seijin pemiliknya digunakan sebagai Museum Sonobudoyo unit II, untuk menampung koleksi Museum Sonobudoyo I yang kian banyak. Koleksi museum yang dapat ditemui di ndalem ini diantaranya tandu Pakualaman dan gamelan, juga hasil kerajinan, serta hasil pertanian dan perkebunan dari tiap kabupaten di DIY.

Sebetulnya, seperti juga ndalem-ndalem lainnya, ndalem Condrokiranan merupakan rumah tradisional Jawa lengkap dengan pendapa, pringgitan dan gandok di kanan kirinya. Pada perkembangannya, ndalem ini mengalami beberapa perubahan mengikuti gaya Eropa lama dan baru. Meskipun begitu, bangunan aslinya masih dapat dikenali.

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan kirimkan komentar Anda!

Administrator